A MysteRy

“Nin, ayo antar aku pulang ! masa aku pulang malam lagi ?” keluhku karena Nina terlalu lama memilih kaset PC.
“Sabar ah Din. Masih jam 8 kok.” Ucap Nina santai.
“Nina, Nina…. Katamu masih ? ya ampun, nanti aku kena marah loh.” Kataku makin tidak sabar.
“Yah, dinda ! jahat amat sih. Ya, udah, kita pulang saja.” Kata Nina menyerah.
“Nah, gitu dong.” Kataku semangat.
Kebetulan rumahku dan rumah Nina berdekatan. Jadi, kami selalu pergi bersama. Tapi, hari ini kami tidak melewati jalan yang seperti biasa. Kami lewat jalan pintas karena sudah larut malam.
“Kamu tahu jalan ini ? aku gak yakin deh.” Kataku ngeri karena disekitarnya terlalu sepi.
“Yakinlah din. Kakakku selalu lewat jalan ini denganku kalau sedang terburu-buru !” kata Nina meyakinkan. Aku hanya bisa menelan air ludahku. Baru kali ini, aku melihat jalan seperti ini !
Karena terlalu takut, rasanya perjalanan ini terlalu jauh buatku. Tiba-tiba, Nina bengong melihat rumah tua yang tak terurus lagi. Aku tidak tahu mengapa dia bengong, maklum aku tak pernah lewat jalan ini.
“Dinda, coba lihat deh itu rumah.” Kata Nina.
“Emangnya kenapa ? rumah tua yang tak teruruskan itu biasa ?” ucapku.
“Aduh Din ! kamu sih, gak pernah lewat jalan ini. Kalo gak salah, ini kuburan !” kata Nina.
“Ah, jangan nakut-nakutin aku seperti itu dong !” ucapku takut.
“Lupakan deh ! nanti aku cek lagi.” Kata Nina sambil menambah kelajuan motornya.
3 menit kemudian, aku sampai dirumahku. Seperti biasa, aku meledek Nina.
“Makasih, Jek ! berapa nih bayarannya ?” ucapku sambil tersenyum.
“Selalu tuh.” Jawab Nina. Aku hanya tersenyum, gak mungkin Nina marah. Soalnya, aku udah setiap hari meledeknya.
“Hati-hati Nin !” Sahutku.
“Gak perlu hati-hati. Cuma dua rumah kok.” Jawab Nina.
“Ye, Cuma 2 rumah pun perlu hati-hati.” Kataku. Nina Cuma mengangguk tanda mengalah.
Dinda pun masuk kerumah. Tanpa ucapan permisi atau katakan ‘aku pulang’ pun tidak ada, Dinda langsung menyerobot masuk kekamarnya. Dia begitu capek, hingga malam pun berlalu.
Besok paginya, saat bangun tidur, Dinda langsung mengambil HPnya di atas meja.
‘Nin, hari ini jalan lagi ya. Terserah mau kemana, ketempat jualan PC pun boleh. Asalkan, nanti pas pulang temankan aku ke Toko Buka ya.’. Sms pun terkirim ke Nina.
‘Maunya ! tapi, gak apalah. Aku jemput ya Din.’. Dinda tersenyum membacanya dan langsung pergi ke kamar mandi.
‘Din, aku udah didepan rumahmu nih. Cepatan donk keluarnya’
Dengan wajah segar, Dinda keluar. Nina tersenyum, karena tak biasanya seperti itu.
“Aduh, kenapa Din ? Senang banget !” Kata Nina.
“Ya, iyalah. Walaupun hanya libur 1 hari, musti dinikmatin donk !” Jelas Dinda, “Ayo, langsung aja”
Karena pengen cepat. Nina pun melewati jalan pintas yang tadi malam dia lewati bersama Dinda. Dinda gelagapan.
“Ah, Nina ! Lewat jalan ini lagi !” Kata Dinda tidak setuju.
“Ckckckck, jangan takut Din. Aku juga mau mastikan sesuatu !” Kata Nina tak mau kalah.
“Iya deh., terserah “ ucap Dinda pasrah.
Tak lama kemudian, terlihatlah sebuah tanah penuh dengan kuburan yang nggak terurus . Rasa aneh pun datang. Jelas donk, anehkan kalau malam tanah itu sebuah rumah dan siang kuburan ?
“Tuhkan Din ! ini tanah tuh kuburan. Tapi, kok bisa ya ? apa kita salah lihat ?”Ucap Nina meyakinkan.
“Hmm, iya ya Nin. Kok bisa ya ? tapi, masa sih kita salah lihat ? jelas-jelas rumah segede itu, masa gak kelihatan ?”kata Dinda.
Mereka pun terus melanjutkan perjalanan. Ditengah jalan mereka bertemu Ocha.
“Wah, mau kemana Cha ?” Tanya Dinda.
“Ke Toko Jual PC. Kalian mau kemana ?” Tanya Ocha kembali.
“Wah, sama donk. Kita sama-sama aja” ajak Nina.
“Ayo.. ayo !” kata Ocha semangat.
Wah, kebetulan banget ada Ocha ! Pulang, bisa ngetes mata nih ! hohoho !!
Sesampainya di Toko PC……
“Wah, keren nih ! Book ah..” Ucap Nina.
“Nin, aku kesana ya. Mau lihat-lihat DVD, siapa tahu ada yang nyentol dihati…” Kata Dinda.
“Sileh, bu..” Kata Nina sambil sibuk memilih PC.
“Eh, Din.. mau kemana ?” Tanya Ocha.
“Eh, mau ke toko sebelah. Lihat-lihat DVD.” Jawab Dinda.
“ohh..” Ucap Ocha.
Selang beberapa menit…..
“Pulang yo… aku capek nih… “ Kata Dinda sambil menenteng sebungkusan DVD.
“Ya, udah..” Jawab Nina, dan kemudian berbisik “Uji mata yo Din !”
“Gila ! mau gak dia ?” Balas Dinda.
“Ah, gampanglah itu.” Kata Nina santai.
“Ya udah.” Ucap Dinda.
“Cha, mau gak ikut kami tes mata ?” Kata Nina.
“Hah ? Tes mata ? mines tuh mata ?” Kata Ocha.
“Ih, bukan mines neng ! Pokoknya ikut deh, nanti di jalan aku ceritakan deh.” Janji Nina.
“Mmm….. Ya udah.” Kata Ocha bingung.
Akhirnya pun mereka pergi ke jalan aneh itu, sambil menceritakan yang sebenarnya terjadi.
“Din, ceritakan ke Ocha dong.” Kata Nina yang serius bawa motornya.
“Oh, Oke.” Kata Dinda setuju, “Gini loh Cha. Kemarin, aku sama Nina lewat jalan pintas tuh malam-malam. Lihat ada rumah tua. Terus kata Nina, kalo gak salah tempat itu kuburan yang nggak keurus gitu. Eh, rupanya benar. Nah, aku sama Nina mau kamu buat tes mata nih, mata kami yang error atau memang benar tuh !”
Ocha berhenti seketika……..
“Eh, Cha.. kok berhenti ? ayo, bentar lagi nyampe nih.”Kata Nina.
“Ah, kalian nih ! yang benar saja ! mana ada tempat yang kayak gitu.” Kata Ocha mengelak.
“Aduh Cha… tolong dong !” Pinta Dinda.
“Ya udah.” Ocha mengalah.
Mereka meneruskan perjalanan mereka. Akhirnya mereka pun sampai.
“Cha, nih kuburankan ?” Tanya Nina memastikan.
“Eh, iya. Tapi mana rumah tuanya ? aku jadi penasaran.” Kata Ocha terkejut.
“Hohoho, samalah, aku juga !” Kata Dinda.
“Eh, tuh ada rumah ! Tanya yo !” Tunjuk Ocha.
“Mmm, gak usah dulu Cha ! kita belum memastikan malamnya.” Elak Nina.
“Oh iya. Nanti malam aku jemput kalian ya !” Kata Ocha.
“Oke. Kami pulang dulu ya !” Kata Nina sambil menghidupkan motornya.
“Iya.” Ucap Ocha dan melaju.
“Berarti mata kita gak error Nin !” Kata Dinda.
“Huh, untunglah.” Syukur Nina.
Siang pun berganti malam. Nina dan Dinda sudah bersiap-siap. Tak lama kemudian Ocha pun datang.
“Ayo !” Kata Ocha melaju ke jalan pintas. Nina dan Dinda pun mengikuti dari belakang.
“Astaga ! Nih dunia aneh banget ya ? kok jadi gini sih ????” Ocha kebingungan.
“Uh, serem nih. Pulang yo.” Kata Dinda.
“Ah, Dinda ! baru juga nyampe. Sabar Napa ?” Kata Nina.
“Nin… Nin….. Tuh, kok ada sesuatu ya ? serem banget ! Nin, Jangan-jangan itu HANTU !” Kata Dinda merinding dan menutup wajahnya dengan jaket.
Nina dan Ocha pun penasaran dengan apa yang dikatakan Dinda.
“AAAAAAAAAAA !!!!!!!!!!!!!!!!! HA-HA-HANTU !!!!!” Kata Ocha dan Nina kompak sambil menghidupkan motornya masing-masing dan melaju cepat meninggalkan jalan pintas itu.
Dinda melihat seorang owok berbaju putih dengan wajah yang seram berada didekat pintu rumah tua tersebut.
“Tuhkan Nin ! aku gak mau kesitu lagi ! Kapok !” Kata Dinda ngambek. Ocha dan Nina diam saja.
“Kalo gitu, satu-satunya jalan Cuma bertanya kerumah yang didekat rumah tua itu !” Kata Nina.
“Ya, udah tunggu apa lagi !” Kata Ocha langsung melaju. Sampailah mereka kerumah yang berada didekat rumah tua tersebut.
“Permisi.. Permisi.” Kata Nina sambil mengetok pintu. Keluarlah seorang Kakek yang sudah tua.
“Mmm, ada apa yang eneng-eneng ini datang malam-malam begini ?” Tanya Kakek itu lembut.
“Gini kek, Kami mau bertanya… Apa benar tanah ini, paginya kuburan dan malamnya rumah tua ini ?”Kata Nina sambil menunjuk kerumah tua.
“Wah, eneng udah tahu ya ? memang begini. Ini tanah udah keramat.” Jelas Kakek tua tersebut.
“Lalu, kok saya lihat ada seorang lelaki yang berada didekat rumah tersebut ?” Kata Ocha meneruskan.
“Iya, itu arwah yang punya tanah. Saya belum menguburkannya. Karena keluarga arwah tersebut pun tidak datang.” Ucap Kakek tua tersebut.
“Kek, lebih baik dikubur saja. Ada atau pun tidak ada keluarga arawah tersebut pun tak menjadi masalahkan ?” Pendapat Dinda.
“Kalo saya sudah mendapat izin seperti ini, saya mau menguburkannya !” Kata kakek tersebut.
“Ya sudah. Besok tolong dikuburkan ya Pak ! kasihan arwahnya.” Kata Dinda.
“Terima kasih ya, Pak !” Ucap mereka bertiga.
“Sama-sama neng !” Balas Kakek tersebut.
Besok paginya pun, mayat arwah tersebut pun sudah dikuburkan. Nina, Dinda, dan Ocha pun merasa lega.
“Moga gak ada kejadian kayak gini lagi ya !”Kata Dinda. Nina dan Ocha pun mengangguk setuju.




By : Yolandd

Yang memberi Ide : Canson Freddy Simamora
Txs om :))

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments:

Posting Komentar